Friday, December 14, 2012

Siri Terakhir Kejadian Aneh Perang Palestine - Israel


Sumber Selipar Buruk
Merpati dan Anjing

Seorang mujahid Palestin menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada pencerita Filithin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan bunyi suaranya yang agak bising dan melintas sebelum tentera2 Israel tiba di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan oleh Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing tentera Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Kerana itu, jauhilah dari kami dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa kurma. Dengan tenang anjing itu memakan kurma itu lalu berlalu pergi.

Kabus pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh tentera Al Qassam di perkampungan Nashirat diceritakan setelah selesai solat zuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat keadaan para mujahidin terjepit, kabus tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabus itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kisah serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin tentera Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabus tebal tiba-tiba turun dan membantu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabus tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kawasan tentera itu. Lima tentera Israel terkorban di situ juga dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
                               Deligasi Pertama Zionis

Selamat dengan Al-Qur’an

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang doktor yang memeriksanya hairan ketika mengetahui ada sebiji peluru bersarang di poket pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat hairan adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang kerana terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di poket sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlubang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan peluru sendiri bentuknya sudah hampir hancur.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Doktor Jordan sebagaimana ditulis pencerita parti Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).

Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebiji peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan ke arah ke masjid itu hingga bangunan hampir hancur “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).

Harum Jasad Para Syuhada

Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena tembakan. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana ditulis oleh syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantung plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pemuda yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid kerana serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaimana ditulis oleh Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebahagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur kerana serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”

Dua Minggu Terkorban Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh latihan ketenteraan. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kampungan Jabaliya.

Jasadnya baru dapat dikuburkan setelah dua minggu syahidnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah lama meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan pengkebumian menyaksikan bahawa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fizikalnya tidak rosak. keadaannya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestin, namun ia menolak.“Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikeranakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Khabar tentang keadaan jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini sesuai disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1412 putera puterinya terubat dengan lahirnya 3700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesihatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1412 rakyat Gaza, yang majoritinya wanita dan kanak-kanak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu rekod kelahiran tercatat di Gaza. Dan dalam satu bulan tercatat 3000 hingga 4000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3700 kelahiran dan pada akhir bulan Januari tercatat 1300 kelahiran. Bererti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1000 kelahiran.

Ratio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun sedang kematian mencapai 5 ribu.

“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2000 anak serta 1000 wanita mengalami kecederaan.

No comments:

Linkwithin